Senin, 28 Desember 2009 di 10.54 |  

I watched in the land of women at christmas day ago..
and this is my review..

okay now in indonesian..because i still dont have perfect english.. XP

Jadi, aku nonton sebuah film drama berjudul In the Land
of women pada hari natal kemarin. Bukan nonton di TV, bioskop ataupun DVD, tapi di notebook karna kemarin2 aku donlod ni film.
Film ini sangat berkesan sampe-sampe pas aku tidur keinget terus momen2nya
jadi film ini pokoknya memberi pesan moral bahwa seorang lelaki harus mengerti perempuan.
Untuk lebih jelasnya ni sinopsisnya yg aku kutip dari rileksi.com

Setidaknya perasaan itulah yang terlihat dari akting Adam Brody sebagai Carter Webb, yang merasa mendapat masalah besar, ketika putus cinta. Padahal, Carter merasa telah mendapatkan pasangan yang `pas`, dan mendapatkan sosok wanita idamannya dalam diri Sophia (Elena Anaya).

Carter merasa bahagia, hanya sayangnya kebahagiaan ini hanya untuk sementara. Ia diputuskan oleh Sophia, kekasihnya yang telah menjadi seorang selebritis. Carter patah hati dan depresi. Untuk menenangkan dirinya, Carter memilih hengkang dari Los Angeles menuju pinggiran kota Michigan untuk merawat neneknya yang sakit.

Bertemu sang nenek yang sudah lama tidak disambangi ternyata memberikan sudut pandang yang berbeda tentang arti kehidupan bagi diri Carter. Sang nenek, Phyllis, (Olympia Dukakis) ternyata memandang hidup sebatas kematian yang akan menjelangnya.

Selain bertemu dengang sang nenek. Carter juga bertemu dengan salah satu tetangga neneknya. Sarah Hardwicke (Meg Ryan), ibu dengan dua orang putri, Paige (Makenzie Vega), gadis matang berusia sebelas tahun dan kakaknya, Lucy (Kristen Stewart),sosok wanita yang dikenal selalu penuh dengan kekhawatiran

Carter mulai berteman dengan Sarah dan keduanya saling menujukkan rasa empati yang besar. Sarah sepertinya memiliki keluarga yang sempurna, namun kondisi dirinya serta hubungan dengan kedua anaknya serta sang suami pelan-pelan membawa Carter dalam kehidupan Sarah.

Carter yang awalnya terus menerus memikirkan Sophia dan berharap bisa kembali bersama, perlahan - lahan mulai berpikir realistis. Dia sadar, di usianya saat ini justru hidup penuh petualangan baru akan dimulai. Rutinitas dengan sang nenek yang selalu berpikir tentang kematian, Sarah yang tetap tegar menghadapi krisis kepribadian dan Lucy dengan permasalahan remajanya, justru memberi inspirasi dan motivasi hidup bagi Carter.

Apa yang dialami Carter ini merupakan sebagian kisah yang dipaparkan dalam film In The Land of Women, karya Jonathan Kasdan. Film yang bergenre drama romantis dan komedi ini mampu menginspirasikan penonton untuk tidak selalu memandang masalah dari satu sisi saja.

Misalnya, konflik yang terjadi antara ibu dan anak, Sarah dan Lucy. Keduanya saling menyalahkan satu sama lain hanya karena satu permasalahan lama, tanpa berusaha menyelesaikan. Namun, saat keduanya saling membuka diri akhirnya hubungan mereka bisa membaik.

Disini Carter menjadi tempat curhat bagi Lucy dan Sarah dan ini sangat nginspirasi aku. Cowo musti jadi tempat curhat yg baik bagi cewenya, itu yg aku tangkep dari pilem ini dan satu hal lagi kita tak perlu terlalu terlarut-larut dalam suatu masalah..bawa enjoy saja..tapi harus tetep punya cara untuk nyelesaiinnya, seperti yg tergambar pada sifat Sarah yg tidak terlalu memusingkan penyakit yg dideritanya walaupun itu sangat parah.

and i give the score for it
Story : 9
Cast : 8,5 (i'm kristen stewart fan :) )
Ending 7,5




Diposting oleh Vincent Label:

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates